Bulan Ramadan merupakan momen yang tepat untuk kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita semua tentu menginginkan bisa benar-benar kembali kepada Allah dengan taubat nasuha dan memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Mengingat keutamaan bulan itu yang begitu banyak sekali. Namun, Iblis dan bala tentaranya -dari golongan jin dan manusia-, menginginkan agar kaum muslimin jauh darinya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَاللَّهُ يُرِيْدُ أَنْ يَتُوْبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيْدُ الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيْلُوْا مَيْلًا عَظِيْمًا
Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. an-Nisa: 27)
Semestinya, di bulan puasa seorang muslim memperbanyak ibadah kepada Allah ta’ala; menjaga shalat lima waktu, berpuasa di siang hari, mengerjakan shalat tarawih di malam hari, memperbanyak membaca al-Qur’an, memperbanyak zikir kepada Allah (zikir setelah shalat fardu, zikir pagi petang, dll.), meluangkan waktu untuk menelaah ilmu agama, dan berbagai kebaikan lainnya.
Namun, di bulan puasa, begitu banyak tarikan-tarikan negatif untuk menyia-nyiakan waktu, seperti:
- Menghabiskan waktu di depan program-progam TV
- Menghabiskan waktu di depan PS
- Menghabiskan waktu dengan sia-sia di depan Laptop/komputer
- Menghabiskan waktu dengan sia-sia di depan layar HP
- Menghabiskan waktu dengan sering-sering belanja
- Atau dengan kegiatan tidak penting lainnya.
Hendaknya kita berusaha untuk bakhil alias pelit terhadap waktu. Berusaha untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, baik di luar bulan puasa apalagi ketika di bulan puasa. Sehingga kita keluar dari bulan itu membawa banyak pahala dari Allah ta’ala. Demikian pula, dengan mendapatkan ampunan dari-Nya.
Semoga kita diberi taufik dan kemudahan untuk istiqomah melakukan kebaikan. Aamiin.