Tidak semua ibadah shalat yang dikerjakan kaum muslimin akan diterima oleh Allah. Dan yang diterimapun akan bertingkat-tingkat pahalanya. Ada yang sempurna, ada pula yang mendekatinya. Namun ternyata ada pula shalat yang hanya mendatangkan sedikit pahala.
Tentu kita tidak rela dengan pahala sedikit. Kita sangat berharap mendapatkan pahala sempurna, atau minimal mendekati kesempurnaan tersebut. Ada satu hal yang termasuk sangat penting untuk diperhatikan dalam shalat. Apa itu, dengarkanlah nasihat pujangga berikut.
Seorang penyair bersenandung:
أَلاَ فِي الصَّلاَةِ الْخَيْرُ وَالْفَضْلُ أَجْمَعُ ِلأَنَّ بِهَا اْلآرَابَ لِلَّـهِ تَخْـضَعُ
وَأَوَّلُ فَرْضٍ مِـنْ شَرِيْـعَةِ دِيْنِـنَا وَآخِرُ مَا يَبْقَى إِذِ الدِّيْنُ يُرْفَـعُ
فَـمَنْ قَامَ لِلتَّكْبِيْرِ لاَقَـتْهُ رَحْـمَةٌ وَكَانَ كَعَبْدٍ بَابَ مَوْلاَهُ يَقْـرَعُ
وَ صَارَ لِرَبِّ الْعَرْشِ حِـيْنَ صَلاَتِـهِ نَجِيًّا فَيَا طُوْبَاهُ لَوْ كَانَ يَخْشَـعُ
Ketahuilah! shalat mengandung banyak kebaikan dan keutamaan
Dengan shalat akan pasrah kepada Allah seluruh anggota badan
(Shalat) merupakan kewajiban pertama dalam syariat agama kita
Dan perkara terakhir yang akan tersisa tatkala diangkatnya agama
Siapa yang mengerjakannya niscaya rahmat (Allah) menghampirinya
Seolah-olah dirinya sedang mengetuk pintu Rabb yang melindunginya
Dengan shalatnya kepada Rabb Pemilik ‘Arsy, ia kan selamat (dari siksa)
Duhai, alangkah beruntung sekiranya ia KHUSYU’ saat mengerjakannya
[al-Khusyū’ wa Atsaruhu fî Binâ` al-Ummah, Abu Usamah al-Hilali, hlm. 32, cetakan Dar Ibnul Jauzi]