Setetes Kemiskinan Pada Luasnya Samudra Karunia

Seseorang datang kepada Ja’far bin Muhammad mengeluhkan pahitnya kemiskinan. Kemudian Ja’far melantunkan beberapa bait syairnya seraya berucap:

فَلاَ تَجْزَعْ إِذَا أَعْسَرْتَ يَوْمًا           فَكَمْ أَرْضَاكَ بِالْيُسْرِ الطَّوِيْلِ

وَلاَ تَيْأَسْ  فَإِنَّ الْيَأْسَ كُـفْرٌ                لَعَلَّ اللَّـهَ يُغْنِيْ عَنْ قَلِـيْلِ

وَلاَ تَظُنُّنْ  بِرَبِّكَ غَيْرَ خَـيْرٍ               فَإِنَّ اللَّـهَ أَوْلَى بِالْجَمِيـْلِ

Janganlah berkeluh kesah bila sehari kau merasa susah

Betapa sering Dia membuatmu ridha dengan yang mudah

Janganlah putus asa, sebab itu merupakan pengingkaran

Semoga Allah memberimu dari yang sedikit sebuah kecukupan

Jangan pernah pula berprasangka buruk terhadap Tuhan

Sebab Allah jauh lebih berhak untuk disebut dengan kebaikan

Orang itu berkata: Ternyata kesulitan yang aku dapatkan hilang begitu saja dari diriku.

[Alfu Qishah wa Qishah karangan Hani al-Haaj, hlm 8-9, Maktabah at-Taufiqiyyah]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *