Indahnya Sunah Berlebih-lebihan Dalam Beristinsyaq

P10-07-11_16-28[2]

Sangatlah terpuji bila seseorang begitu perhatian terhadap sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Banyak kebaikan yang akan ia dapatkan dari Allah subhanahu wa ta’ala karena perhatiannya terhadap sunah tersebut. Ia akan mendapatkan limpahan pahala, keutamaan, kebaikan dan lain-lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ

Barang siapa yang menghidupkan kembali sunah yang baik dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengerjakan kebaikan tersebut setelahnya tanpa dikurangi sedikit pun dari pahalanya itu. (HR. Muslim)

Di antara sunah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang belum diketahui secara umum atau jarang dilakukan, adalah berlebih-lebihan dalam beristinsyaq, yaitu memasukkan air lewat hidung ketika wudhu dengan berlebih-lebihan. Adapun beristinsyaq dengan cara biasa, tentu mayoritas kaum muslimin biasa menerapkannya, sebab setiap hari mereka berwudhu untuk mengerjakan salat lima waktu, yang mana istinsyaq merupakan salah satu amalan wudhu. Namun al-Mubalaghah fa al-Istinsyaq atau berlebih-lebihan dalam beristinsyaq maka jarang kaum muslimin yang mengerjakannya.

Dengan dasar ini, di sini akan kami ulas dengan ringkas pembahasan tentang al-Mubalaghah fî al-Istinsyaq, dengan tujuan agar sunah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Teks Hadis

Dari Laqith bin Shabrah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَسْبِغِ الوُضُوْءَ، وَخَلِّلْ بَيْنَ الأَصَابِعِ، وَبَالِغْ فِي الإِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِماً

Sempurnakanlah wudhu, bersihkanlah di antara sela-sela jari-jemari, dan berlebih-lebihanlah dalam melakukan istinsyaq kecuali apabila engkau dalam keadaan berpuasa. (hadis sahih. Lihat: Shahih Abi Dawud, no. 130, Irwa` al-Ghalil, no. 935, Shahah al-Jami’ ash-Shaghar, no. 927, dll.)

Perkataan Ulama Seputar Istinsyaq

Dianjurkan untuk berlebih-lebihan berkumur dan beristinsyaq bagi orang yang tidak berpuasa. (Kifayah al-Akhyar, hal. 43, cet. Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah)

Imam ash-Shon’ani rahimahullah berkata dalam Subul as-Salam: “Hadis ini adalah dalil yang menganjurkan untuk berlebih-lebihan dalam melakukan istinsyaq bagi orang yang tidak berpuasa. Ia tidak boleh berlebih-lebihan dalam beristinsyaq agar air tidak masuk ke dalam kerongkongannya sehingga dapat membatalkan puasa. Ini menunjukkan bahwa berlebih-lebihan dalam beristinsyaq tidaklah wajib. Sebab, andai saja hukumnya wajib, tentu orang yang berpuasa wajib mengerjakan dan tidak boleh meninggalkannya.” (penjelasan hadis no. 36, dari kitab Bulugh al-Maram)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah bertutur: “Termasuk perkara yang disunahkan ketika berwudhu adalah berlebih-lebihan dalam berkumur dan beristinsyaq. Berlebih-lebihan dalam berkumur berarti menggerakkan air dengan kuat hingga air tersebut dapat mencapai seluruh sisi mulut. Sedangkan berlebih-lebihan dalam beristinsyaq artinya menghirup air dengan nafas dengan kuat. (asy-Syarh al-Mumti’, jilid 1, hal. 171)

Dalam kitab Fiqh as-Sunnah disebutkan: “Disunahkan untuk berlebih-lebihan dalam beristinsyaq. (jilid 1, hal. 56, cet. Dar al-Fath)

Demikian penjelasan singkat seputar berlebih-lebihan dalam beristinsyaq. Semoga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan untuk menghidupkan sunah yang satu ini dan sunah-sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya. Aamiin.

 

One thought on “Indahnya Sunah Berlebih-lebihan Dalam Beristinsyaq”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *