Etika Memberi Nasihat

Agama adalah nasihat.” Nasihat bagi kita semua. Di antara hak nasihat, hendaknya nasihat tersebut diterima apabila merupakan nasihat kebaikan. Namun, ternyata memberi nasihat tidaklah mudah. Butuh cara, butuh trik, butuh etika. Berikut, sebuah etika memberi nasihat dari seorang Imam besar, Imam asy-Syafi’i. Semoga bermanfaat.

 

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata:

تَعَمَّدْنِيْ بِنُصْحِكَ  فِي انْفِـرَادِيْ       وَجَنِّبْنِي النَّصِيْحَةَ فِي الجَمَاعَـهْ

فَـإِنَّ النُّصْحَ بَيْنَ النَّاسِ نَــوْعٌ      مِنَ التَّوْبِيْخِ لاَ أَرْضَى اسْتِمَاعَـهْ

وَإِنْ خَالَفْتَنِيْ وَ عَصَيْتَ قَوْلِــيْ      فَلاَ تَجْزَعْ إِذَا لَمْ تُعْـطَ طَاعَـهْ

 

Berilah nasehat kepada diriku ini tatkala sendiri

Jauhkanlah dari menasehatiku di tengah manusia

Sebab, memberi nasehat di hadapan mereka berarti

Penghinaan bagi diri, aku tak rela mendengarkannya

Andai kau tak terima dan durhaka dengan ucapanku ini

Janganlah berkeluh kesah, bila nasehatmu tidak diterima

[Diwan al-Imam asy-Syafi’i, Qafiyah al-‘Ain, Cet. Darul Fikr, Th. 1409 H. – 1988 M]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *