Adab Bersedekah

Bersedekah dengan harta merupakan karunia yang Allah ta’ala berikan kepada sebagian hamba-Nya yang tidak bisa diamalkan oleh sebagian yang lainnya. Maka itu, hendaknya bersyukur seorang hamba yang Allah bukakan pintu sedekah baginya. Bagi anda yang ingin bersedekah, hendaknya memperhatikan beberapa adab berikut ini. Semoga harta sedekah menjadi lebih berkah.

Di Antara Adab Sedekah

  1. Ikhlas dalam bersedekah hanya memohon keridhaan Allah semata. Sebab ibadah tidak akan diterima Allah ta’ala kecuali bila didasari keikhlasan dan sesuai dengan contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Sedekah dikeluarkan dari usaha yang halal lagi baik.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً

Sesungguhnya Allah ta’ala Maha Baik, tidaklah Dia menerima kecuali yang baik-baik. (HR. Muslim)

  1. Mencari-cari orang yang berhak mendapatkan sedekah, yakni tidak menunggu mereka datang meminta sedekah. Sebab hal ini berarti menjaga kehormatan mereka agar tidak meminta-minta di hadapan manusia.
  2. Mengeluarkan harta yang baik dan bagus.

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوْا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيْهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. al-Baqarah: 267)

  1. Bersedekah dari harta yang disukai. Entah berupa uang, makanan, pakaian dan sebagainya. Dengan demikian insya Allah dia akan mendapatkan pahala melimpah dari Allah ta’ala.

Firman-Nya:

لَنْ تَنَالُوْا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. (QS. Ali Imran: 92)

  1. Tidak mengungkit-ungkit sedekah dan menyakiti hati orang yang menerima sedekah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima). (QS. al-Baqarah: 264)

  1. Tidak melihat dirinya telah berjasa dengan sedekah yang telah diberikan kepada si penerima. Namun hendaknya ia melihat bahwa karunia hanya milik Allah semata yang telah memberikan harta tersebut kepadanya, dan memudahkan dirinya untuk bersedekah kepada orang lain. Hendanya ia banyak-banyak bersyukur kepada Allah atas taufik dari-Nya tersebut.
  2. Lebih mengutamakan sanak saudara yang membutuhkan. Bila ia melakukan hal ini maka ia akan mendapatkan dua pahala, pahala sedekah dan pahala menyambung silaturahmi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِيْ الرحم اِثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ

Sesungguhnya bersedekah kepada orang miskin bernilai sedekah, sedangkan bersedekah kepada kerabat bernilai dua; sedekah dan menyambung silaturahmi. (Hadis Sahih riwayat Ahmad)

  1. Menyembunyikan sedekah, kecuali bila ada manfaat mengerjakannya secara terang-terangan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنْ تُبْدُوْا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Jika kamu menampakkan sedekah, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Baqarah: 271)

Di antara faedah bersedekah secara terang-terangan, agar orang-orang mengikuti dirinya atau mengingatkan orang lain akan pentingnya bersedekah. Bila seseorang menjadi panutan dan dicontoh oleh orang lain, maka bersedekah dengan terang-terangan lebih baik baginya. Tentu saja dengan tetap menjaga keikhlasan dan menjauhkan diri dari riya’. Bila seseorang khawatir riya’, hendaknya ia menyembunyikan sedekah dan tidak mengerjakannya secara terang-terangan. Allahu a’lam.

  1. Tidak meminta kembali sedekah yang telah diberikan. Hal ini tidak diperbolehkan di dalam Islam sekaligus merupakan kehinaan bagi diri orang yang bersedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:

مَثَلُ الَّذِيْ يَرْجِعُ فِي صَدَقَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُمَّ يَعُوْدُ فِي قَيْئِهِ فَيَأْكُلُهُ

Perumpamaan orang yang kembali pada sedekahnya bagaikan seekor anjing, ia muntah kemudian ia kembali lagi kemuntahan itu lalu memakannya. (HR. Muslim)

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bekal bagi siapa saja yang akan bersedekah. Semoga Allah memberkahi umur, keluarga dan harta kita semua. Aamiin.

 

Referensi:

Mausuuah al-Aadaab al-Islaamiyyah, Abdul Aziz bin Fahti as-Sayyid Nada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *