Menguap pun Ada Adabnya

2012-12-18-07-50-26_deco

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa agama Islam telah sempurna. Tidak hanya mengurusi perkara-perkara yang besar, hal kecil yang terkadang ‘dilupakan’ oleh sebagian kaum muslimin pun diperhatikan oleh Islam. Bukan hanya permasalahan negara, akidah, dakwah dan ibadah saja yang telah dijelaskan oleh agama ini, namun hal ‘kecil’ seperti menguap pun ada petunjuknya, ada tuntunannya, ada adabnya, dan sepatutnya seorang muslim menaruh perhatian dengannya.

Siapa yang menerapkan hal ‘kecil’ tersebut berarti telah menghidupkan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Allah subhanahu wa ta’ala akan melimpahkan pahala bagi siapa saja yang menghidupkan dan mengamalkan sunah nabi-Nya.

Allah Membenci Menguap

Dalam sebuah hadis riwayat al-Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ، فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ، فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِذَا قَالَ: هَا، ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Maka bila seseorang menguap lalu memuji Allah (dengan mengucapkan: alhamdulillah: segala puji bagi Allah) maka menjadi hak bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk menjawabnya (dengan mengucapkan: yarhamukallah: semoga Allah merahmatimu). Adapun menguap berasal dari setan, maka tolaklah sekuat mungkin. Bila ia mengucap sambil bersuara: Haaah, maka setan menertawakannya. (HR. al-Bukhari)

Dari satu hadis mulia ini –demikian pula beberapa hadis lainnya-, kita akan mempelajari adab mulia yang mesti diperhatikan oleh orang yang menguap. Berikut beberapa adab tersebut. Allahul-muwaffiq.

DI ANTARA ADAB KETIKA MENGUAP

1.     Anjuran untuk Menolak menguap

Hal ini sebagaimana dalam hadis yang telah kita sajikan di atas bahwa menguap adalah dari setan, maka itu kita dianjurkan untuk menolaknya semaksimal mungkin.

Pada redaksi yang lain riwayat Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

التَّثَاؤُبُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ

Menguap itu dari setan, maka bila seorang dari kalian menguap hendaklah ia berusaha menolaknya semaksimal mungkin. (HR. Muslim)

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata di dalam Syarah Sahih Muslim: “Menguap itu umumnya dibarengi dengan rasa berat, lemas dan penuh di tubuh serta lebih condong kepada sifat malas. Menguap disandarkan kepada setan sebab dia-lah yang mengajak kepada nafsu syahwat. (Hadis di atas) sebagai peringatan untuk menjauhi sebab-sebab yang dapat menimbulkan menguap, yaitu makan terlalu banyak atau berlebih-lebihan.”

Menguap Ketika Salat

Demikian pula bila dirasa menguap tersebut akan datang kepada seorang yang sedang mengerjakan ibadah salat, maka hendaknya ia lebih ekstra lagi dalam menolaknya. Sebab kondisi salat lebih utama untuk dijaga dari pada kondisi-kondisi lainnya.

Dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلاَةِ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Bila seorang dari kalian menguap dalam salat, maka hendaklah ia menahannya semaksimal mungkin, sebab setan bisa masuk. (HR. Muslim)

Setan akan masuk? Hal ini bukan hal aneh bagi mukmin yang beriman, sebab setan benar-benar bisa masuk ke tubuh manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنَ اْلإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ

Sesungguhnya setan bisa berjalan pada (tubuh) manusia seperti mengalirnya darah. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

2.     Menutup mulut dengan tangan

Menutup mulut dengan tangan merupakan salah satu adab ketika menguap. Adapun di antara faedahnya: pertama: agar tidak terlihat pemandangan yang kurang sedap dari mulut orang yang menguap, kedua: agar setan tidak menertawakannya.

Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, no. 2995 Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersaba:

فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Bila seorang dari kalian menguap, hendaklah ia menutup mulutnya dengan tangan, sebab setan bisa masuk. (HR. Muslim)

3.     Tidak mengucapkan ‘Haaah’ , ‘Huuaaah’ atau semacamnya

Hal ini sebagaimana telah dijelaskan pada hadits di atas. Alasannya adalah, suara seperti ini dapat membuat setan tertawa. Ia menertawakan orang yang menguap dengan cara seperti ini. Sudikah anda ditertawakan oleh setan? Tentu saja kita tidak ingin membuat setan tertawa lantaran merasa senang, girang dan menang.

4.     Tidak mengangkat suara ketika menguap

Mengangkat suara ketika menguap termasuk adab yang tidak baik, tidak enak didengar dan dapat membuat orang lari menjauh.

Sebagian orang terkadang sengaja mengangkat suara ketika menguap untuk membuat orang tertawa, dan dia bangga melakukannya. Ketahuilah! Itu bukan adab yang baik. Justru sebaliknya setan yang akan menertawakannya. Maka itu, hendaklah ia meninggalkan menguap dengan cara seperti ini.

Catatan Penting

Pertama: Tidak ada doa atau bacaan khusus ketika menguap

Sebagian orang ada yang membaca ta’awwudz (a’udzi billahi minasy-syaithani-rojim: aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) setiap kali menguap. Hal ini merupakan kesalahan yang dapat kita lihat dari beberapa sisi:

  • Ucapan atau doa ini tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Bila itu baik, niscaya mereka telah mendahului kita dalam mengamalkannya.
  • Mengamalkan suatu amalan atau doa dan meyakininya termasuk agama padahal tidak ada contohnya di dalam Islam merupakan bid’ah (perkara baru dalam agama), dan bid’ah itu wajib dijauhi.
  • Orang yang membaca doa ini telah meninggalkan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menguap, yakni perintah untuk menolaknya sekuat tenaga dan menutup mulut dengan tangan.

Kedua: Sepengetahuan penulis, tidak ada satu pun keterangan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara khusus menutup mulut dengan tangan.

Karena sebagian orang mengatakan bahwa caranya adalah dengan punggung tangan, bukan dengan tangan bagian dalam. Maka itu kita katakan, “Tunjukanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.” (QS. al-Baqoroh: 111)

Hendaknya orang yang berpendapat demikian dapat menunjukkan dalil dari hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau atsar sahabat yang dapat dijadikan hujjah. Bila tidak ada dalil yang sahih, maka tentu saja kita tidak boleh berkata dalam agama tanpa ilmu yang nyata.

Demikianlah beberapa adab ringan seputar menguap. Setelah membaca keterangan singkat di atas, diharapkan anda dapat menerapkannya dan tidak lagi melakukan hal-hal yang bukan adabnya. Semoga bermanfaat dan dimudahkan untuk diamalkan. Allahu a’lam.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *