Abu Zakaria Yahya bin Ali at-Tabrizi, seorang ahli bahasa bercerita:
“Abul Hasan Ali bin Ahmad al-Faalli, seorang sastrawan dahulu memiliki sebuah manuskrip dari kitab al-Jumhuroh buah karya Ibnu Duraid yang teramat bagus. Akan tetapi, kebutuhan memaksanya untuk menjual kitab tersebut. Adalah asy-Syarif al-Murtadha Abul Qasim yang membeli kitab itu seharga 60 dinar. Ia membolak-balik halaman demi halaman, dan ternyata dalam kitab tersebut ia mendapatkan beberapa bait syair berupa tulisan tangan Abul Hasan al-Faalli.
Pada beberapa bait itu ia bertutur:
أَنِسْتُ بِهَا عِشْرِيْنَ حَوْلاً وَ بِعْتُهَا لَقَدْ طَالَ وَجْدِيْ بَعْدَهَا وَحَنِيْنِيْ
وَ مَا كَانَ ظَنِّيْ أَنَّنِيْ سَــأَبِيْعُهَا وَلَوْ خَلَّدَتْنِيْ فِي السُّجُوْنِ دُيُوْنِيْ
وَلَكِنْ لِضَعْفٍ وَافْــتِقَارٍ وَصِبْيَةٍ صِـغَارٍ عَلَيْهِمْ تَسْتَهِلُّ شَـؤُوْنِيْ
فَقُلْتُ وَلَمْ أَمْلِكْ سَـوَابِقَ عَبْرَتِيْ مَــقَالَةَ مَكْوِيِّ الفُؤَادِ حَـزِيْنِ
وَقَدْ تُخْرِجُ الحَاجَاتُ: يَا أُمَّ مَالِكٍ كَـرَائِمَ مِنْ رَبٍّ بِـهِنَّ ضَـنِيْنِ
Aku terhibur olehnya selama dua puluh tahun lalu menjualnya
Sungguh, perasaan hati dan kesedihan berkepanjangan setelahnya
Padahal diriku dulu tak pernah menduga begitu tega menjualnya
Meski hutang yang menggunung mengekalkanku dalam penjara
Namun, karena sebab lemah, kemiskinan, dan demi buah hatiku
Demi mereka semua, datanglah berbagai masalah kepadaku
Ku berucap, sedang diri ini tak kuasa menahan sedih dan air mata
Sebuah kalimat dari hamba berselimut duka dengan begitu sedihnya
Sementara kebutuhan semakin mendesaknya: Ummu Malik, istriku
Sebenarnya diri ini enggan menjual naskah kitab yang mewah itu
Menutup cerita, akhirnya Abul Qasim mengembalikan naskah itu kepadanya, dan merelakan 60 dinar berada ditangannya. Semoga Allah ta’ala merahmati mereka berdua.
[‘Audah Ila as-Sunnah, Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi al-Atsari, hlm 51-52, al-Maktabah al-Islamiyyah, Amman, Cet. Pertama, Th. 1404 H]