Tips Bermakmum di Belakang Imam Yang Shalatnya Lama

Di bulan Ramadan, khususnya pada sepuluh malam terakhir, biasanya kita dapati sebagian Imam di masjid-masjid tertentu mengerjakan shalat lebih panjang dan lama dari pada hari-hari biasanya. Kita dapati sebagian mereka memperpanjang bacaan surat setelah al-Fatihah. Selain itu, mereka juga memanjangkan bacaan pada saat rukuk, i’tidal, sujud dan duduk di antara dua sujud. Bisa jadi, mereka pun memanjangkan tasyahud akhir dengan membaca beberapa doa setelah tasyahud akhir sebelum salam.

Bagi sebagian makmum yang sudah hafal dan paham bacaan-bacaan pada posisi tersebut maka mereka akan menikmati shalat bersama Imam seperti itu. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika seorang dari kita belum mengetahui bacaan-bacaannya, maka bisa jadi ia akan diam, dan tidak menutup kemungkinan pikirannya akan lari ke mana-mana, dan seterusnya.

Oleh karena itu, pada tulisan singkat kali ini, akan disampaikan beberapa bacaan dan doa yang dapat dibaca oleh makmum ketika ia shalat di belakang imam yang berlama-lama dalam shalatnya. Dengan harapan, semoga ia bisa memanfaatkan banyak waktu dalam shalat dengan bacaan-bacaan dan doa-doa yang sesuai tuntunan. Juga, dapat menjadikan shalatnya lebih khusyuk dan lebih bernilai maksimal di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.

Setelah memperhatikan dengan seksama, ada enam posisi penting yang perlu untuk dibahas secara singkat pada tulisan ini. Berikut penjelasannya. Semoga bermanfaat.

POSISI BERDIRI

Pada saat berdiri di belakang imam, tugas makmum adalah diam dan menyimak bacaan imam; baik imam membaca al-Fatihah maupun surat setelah al-Fatihah. Adapun masalah apakah makmum membaca al-Fatihah di belakang imam pada shalat jahr atau tidak, maka ada perbedaan pendapat di antara ulama, bukan sekarang penjelasan rincinya.

Sebaiknya ia memahami kandungan dan makna dari surat al-Fatihah yang setiap hari ia baca minimal 17 kali. Selanjutnya, hendaknya ia berusaha memahami surat-surat pendek yang biasa ia baca atau dengar di dalam shalat, dimulai dari juz 30 dan seterusnya. Termasuk juga, hendaknya ia memahami ayat-ayat atau surat-surat pilihan yang sering dibaca imam, seperti ayat kursi, 3 ayat terakhir dari surat al-Baqarah, ayat-ayat terakhir dari surat Ali Imrah ayat 190 hingga akhir, dan seterusnya.

POSISI RUKUK

Ketika rukuk, makmum dapat memperbanyak bacaan:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan aku memuji-Nya. (Hadis sahih. Lihat: Shahih al-Jami, No. 4734)

Ia juga boleh membacanya tanpa kalimat “wa bihamdih.” Sebagaimana tertera pada hadis shahih riwayat Ahmad.

Hendaknya ia terus memperbanyak bacaan tersebut hingga imam bangkit dari rukuk. (Lihat: Shifat shalat Nabi shallallahu alaihi wa sallam karya al-Albani hal. 132)

Ia juga dapat berdoa dengan bacaan berikut:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Subhanakallahumma Rabbanaa wa bihamdika Allahummaghrfir lii (Maha suci Engkau, ya Allah! Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu ya Allah ampunilah dosaku). (HR. al-Bukhari &Muslim)

Sebagian ulama -seperti Syaikh bin Baz di dalam risalah Shifat Shalat Nabishallallahu alaihi wa sallam– membolehkan menggabung doa pertama dan kedua dalam satu rukuk. Jadi, silakan terus membaca keduanya hingga imam bangkit dari rukuk.

POSISI ITIDAL

Dalam posisi itidal -yaitu berdiri tegak setelah bangkit dari rukuk-, setelah membaca doa bangkit dari rukuk berikut:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Wahai Rabb kami, dan bagimu semata segala pujian. (HR. al-Bukhari), yang termudah bagi makmum adalah membaca dan memperbanyak bacaan di bawah ini:

لِرَبّـِيَ الْـحَمْدُ، لِرَبّـِيَ الْـحَمْدُ

Sesungguhnya milik Rabb-ku semata segala pujian, sungguh milik Rabb-ku semata segala pujian. (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i dengan sanad sahih. Lihat: Irwa’ al-Ghalil karya al-Albani rahimahullah, No. 335)

Atau, ia dapat menghafalkan bacaan agak panjang berikut ini:

مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ اْلأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ. أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ. اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.

(Aku memuji-Mu dengan pujian) sepenuh langit dan bumi, sepenuh apa yang di antara keduanya dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu. Tuhan yang berhak disanjung dan dimuliakan, Dzat yang paling berhak dipuji oleh hamba dan kami seluruhnya adalah hamba-Mu semata. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan dan tidak ada pula yang dapat memberi apa yang Engkau halangi, dan kekayaan tidak dapat memberikan manfaat bagi pemiliknya. (HR. Muslim)

Akan tetapi, bisa jadi makmum sudah selesai membaca bacaan di atas, namun imam belum juga berpindah posisi menuju sujud. Bila demikian, sebagai solusinya ia dapat membaca doa pertama dan terus ia ulangi hingga imam berpindah posisi menuju sujud.

POSISI SUJUD

Pada posisi sujud, setelah makmum menyelesaikan bacaan yang diwajibkan (seperti bacaan: Subhaana Robbiyal-A’laa wa bihamdih), ia dapat membaca doa apa saja yang berisi kebaikan dunia dan akhirat. Posisi sujud merupakan kesempatan emas untuk memperbanyak doa. Sebab posisi tersebut termasuk mustajab untuk berdoa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوْا الدُّعَاءَ

Posisi terdekat seorang hamba kepada Rabb-nya adalah ketika sujud, maka itu perbanyaklah berdoa. (HR. Muslim)

Silakan ia memilih doa-doa baik sesuai hajatnya yang berasal dari al-Qur’an atau hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana ia dapat juga berdoa degan kalimat-kalimat dari dirinya. Bahkan sebagian ulama membolehkan memanjatkan doa dengan bahasanya bila memang tidak bisa berdoa dengan bahasa Arab. Allahu a’lam.

Untuk mengetahui berbagai macam doa, sangat dianjurkan memiliki buku saku Hisnul Muslim yang berisi doa-doa yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah (bisa didownload terjemahannya di sini).

POSISI DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD

Adapun pada posisi duduk di antara dua sujud, makmum dapat membaca dan mengulang-ulangi doa berikut ini:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ، اغْفِرْ لِيْ

Wahai Tuhan-ku, ampunilah aku, ampunilah aku. (Hadis hasan riwayat Ibnu Majah. Lihat: Shifat Shalah an-Nabikarya Syaikh al-Albani hal. 153)

Silakan ia mengulang-ulangi bacaan tersebut hingga imam kembali sujud. Ketika imam sujud, silakan lakukan apa yang disampaikan pada poin sebelumnya.

POSISI TASYAHUD AKHIR

Pada posisi tasyahud akhir sebelum salam, bila imam duduk lama, maka solusinya adalah dengan membaca doa-doa yang disunnahkan untuk dibaca. Silakan baca dua kitab berikut:

(1). Kitab Hisnul Muslim karya Dr. Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani pada Bab ke-24 (pada terjemahan berikut dari halaman 44 dst). Silakan download terjemahannya pada link berikut: Buku terjemah Hisnul Muslim.

(2). Kitab Shifat Shalat Nabi shallallahu alaihi wa sallam karya al-Albani pada halaman183-187 (berbahasa arab). Atau bisa mendownload kitab terjemahan Ashlu Sifat Shalat jilid ke-3 (dari halaman 244 dst) pada link berikut ini: terjemah buku Ashlu Shifat Sholat Nabi shalallahu alaihi wa sallam.

Silakan dipelajari dan dihafalkan doa-doa tersebut. Kesemuannya merupakan doa-doa yang baik dan indah. Semoga diberi taufik dan dimudahkan.

Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga tulisan singkat ini memberi manfaat bagi kita semua. Allahu ta’ala a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *